2.1.a.8 Koneksi Antar Materi Pembelajaran Berdiferensiasi

 

2.1.a.8 Koneksi Antar Materi

Ki Hajar Dewantara telah menyampaikan bahwa maksud dari pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai  manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 

Kita sebagai pendidik, dengan meyakini bahwa tugas kita adalah melayani murid-murid dengan segala keberagaman, serta menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi para murid,  maka berarti kita juga harus meyakini bahwa:

1.    semua murid kita bisa berhasil dan sukses dalam pembelajarannya.

2.    bersikap adil itu bukan berarti menyamaratakan perlakuan kepada semua murid.

3.    setiap murid memiliki pola belajarnya sendiri yang unik.

4.    praktik-praktik pembelajaran perlu ditelaah efektifitasnya lewat bukti-bukti yang diambil dari pengalaman demi pengalaman.

5.    guru adalah kunci dari keberhasilan pengembangan program pembelajaran murid-murid di kelasnya. 

6.    guru membutuhkan dukungan dari komunitas yang lebih besar untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung semua siswa.

Fakta bahwa murid-murid kita memiliki karakteristik yang beragam, dengan keunikan, kekuatan dan kebutuhan belajar yang berbeda, tentunya perlu direspon dengan tepat. Jika tidak, maka tentunya akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap), dimana pencapaian yang ditunjukkan murid tidak sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.

 

Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk merespon karakteristik murid-murid yang beragam ini adalah dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi.

 

Pembelajaran berdiferensiasi akan memungkinkan guru memaksimalkan potensi peserta didik dengan meminimalisir kesenjangan belajar (learning gap) melalui proses identifikasi kebutuhan belajar murid yang tepat. Lewat pembelajaran berdiferensiasi, tidak hanya murid berkembang potensinya secara maksimal, namun proses pembelajaran juga akan lebih memberikan banyak ruang bagi murid untuk membuat dan menentukan pilihan dan memberikan suara, sehingga proses belajar akan menjadi lebih menyenangkan.

 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:

  1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. 
  2.  Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
  3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi.
  4. Manajemen kelas yang efektif. 
  5. Penilaian berkelanjutan.

Dalam mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.  Ketiga aspek tersebut adalah:

  1. Kesiapan belajar (readiness) murid. Kita bisa mencermati
  2. Minat murid : minat situsional dan minat individu.
  3. Profil belajar murid

Faktor profil belajar murid sebagai berikut :

1.    Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb. 
Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.  

Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.

2. Preferensi gaya belajar.
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:

1.visual

2.auditori

3.kinestetik

3.Preferensi berdasarkan kecerdasan  majemuk (multiple  intelligences).

contoh cara-cara yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid:

  1. mengamati perilaku murid-murid mereka;
  2. mencari tahu pengetahuan awal yang dimiliki oleh murid terkait dengan topik  yang akan dipelajari;
  3. melakukan penilaian untuk menentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka saat ini, dan kemudian mencatat kebutuhan yang diungkapkan oleh informasi yang diperoleh dari proses penilaian tersebut;
  4. mendiskusikan kebutuhan murid  dengan orang tua atau wali murid;
  5. mengamati murid ketika mereka sedang menyelesaikan suatu tugas atau aktivitas;
  6. bertanya atau mendiskusikan permasalahan dengan murid;
  7. membaca rapor murid dari kelas mereka sebelumnya untuk melihat komentar dari guru-guru sebelumnya atau melihat pencapaian murid sebelumnya;
  8. berbicara dengan guru murid sebelumnya;
  9. membandingkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan tingkat pengetahuan atau keterampilan yang ditunjukkan oleh murid saat ini;
  10. menggunakan berbagai penilaian diagnostik untuk memastikan bahwa murid telah berada dalam level yang  sesuai;
  11. melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan belajar murid;
  12. mereview dan melakukan refleksi terhadap praktik pengajaran mereka sendiri untuk mengetahui efektivitas pembelajaran mereka;

Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;

1.     Direfensiasi konten

Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadapa kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.

Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

2.     Diferensiasi proses

Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari.

Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:

a.     menggunakan kegiatan berjenjang

b.     meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat,

c.     membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,

d.     mengembangkan kegiatan bervariasi

3.     Diferensiasi produk

 

Produk adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan murid kepada kita (karangan, pidato, rekaman, doagram) atau sesuatu yang ada wujudnya.

Produk yang diberikan meliputi 2 hal:

a.memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,

 

b.memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.

  Ada 7 alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi dapat berhasil’ dan “peran kepemimpinan sekolah dalam keberhasilan implementasi pembelajaran berdiferensiasi” Yakni sebagai berikut :

1.    Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif.

2.     Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.

3.     Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian.

4.     Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten,proses, dan produk.

5.    Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid.

6.     Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas,kelompok dan individual.

7.    Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis.

Sehingga Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal .

Salam dan bahagia  !!

 Sumber : LMS CGP Angkatan 5

 

Comments

Popular posts from this blog

POSTUR PEMBINA